Festival Digul 2025 Ditutup Meriah, Budaya Boven Digoel Tunjukkan Daya Pikatnya

Festival Digul 2025 Ditutup Meriah, Budaya Boven Digoel Tunjukkan Daya Pikatnya

Festival Digul 2025 Jadi Tonggak Promosi Budaya Papua Selatan-Istimewa.-

DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Festival budaya bukan sekadar perayaan seni, tetapi juga ruang perjumpaan nilai, identitas, dan semangat kebersamaan masyarakat. Hal inilah yang terasa kuat sepanjang pelaksanaan Festival Digul 2025 di Kabupaten Boven Digoel. Selama empat hari, sejak 6 hingga 9 Desember, festival ini menjadi magnet partisipasi publik dengan rangkaian kegiatan budaya yang menyatukan berbagai elemen masyarakat.

 

Festival Digul 2025 resmi ditutup setelah berlangsung meriah dan mendapat sambutan luas. Untuk pertama kalinya, Pemerintah Provinsi Papua Selatan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boven Digoel menggelar festival budaya ini sebagai ajang apresiasi sekaligus promosi kekayaan adat dan tradisi setempat.

 

Penutupan festival dilakukan oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Selatan, Agustinus Joko Guritno, yang hadir mewakili Gubernur Papua Selatan. Momentum tersebut menjadi penanda berakhirnya rangkaian kegiatan sekaligus awal penguatan posisi Festival Digul dalam kalender budaya daerah.

 

Melalui Agustinus Joko Guritno, Bupati Boven Digoel Roni Omba menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kelancaran penyelenggaraan festival. Ia mengapresiasi kepercayaan Pemerintah Provinsi Papua Selatan yang menunjuk Boven Digoel sebagai tuan rumah perdana Festival Digul.

 

“Ini menjadi nilai positif bagi kami. Ada jalan bagi pemerintah Kabupaten Boven Digoel dan masyarakat untuk membuka akses kegiatan penting lainnya di Provinsi Papua Selatan,” jelasnya.

 

Bupati juga memberikan penghargaan kepada kelompok budaya, sanggar seni, serta seluruh masyarakat yang terlibat aktif sejak pembukaan hingga puncak acara. Partisipasi tersebut dinilai menjadi kekuatan utama festival dan diharapkan dapat memperkuat kerja sama serta memperluas promosi budaya Boven Digoel ke depan.

 

Sementara itu, Asisten I Setda Provinsi Papua Selatan, Agustinus Joko Guritno, menegaskan bahwa budaya memiliki peran strategis dalam pembangunan daerah, meski Provinsi Papua Selatan tergolong masih berusia muda.

 

“Budaya adalah karunia Tuhan yang menjadi kekuatan bangsa. Ia menunjukkan jati diri masyarakat dan menumbuhkan semangat pembangunan,” ujarnya.

 

Ketua Panitia Festival Digul 2025, Martinus Mause, menjelaskan bahwa pemilihan nama “Digul” tidak terlepas dari makna historis dan kultural yang mendalam. Digul dipandang sebagai sumber rahmat dan kesuburan, sekaligus simbol persatuan lima suku besar yang ada di wilayah tersebut.

 

“Festival Digul telah menjadi pusat kreativitas sub-sub suku di Boven Digoel dan membawa nama Digul semakin dikenal secara nasional bahkan internasional. Panitia sebelumnya menargetkan 50 peserta atau sanggar seni, namun antusiasme masyarakat yang luar biasa membuat festival semakin meriah,” ujar Martinus.

 

Festival Digul 2025 juga menjadi bagian dari agenda tahunan kebudayaan Papua Selatan. Ke depan, kegiatan serupa direncanakan bergilir di Kabupaten Mappi, Asmat, dan Merauke sebagai upaya memperluas jangkauan promosi budaya daerah. Pemerintah provinsi berharap budaya Digul semakin dikenal di tingkat nasional hingga internasional, sekaligus menarik perhatian wisatawan.

 

Rangkaian penutupan festival ditandai dengan penyerahan bonsai dari Komunitas Bonsai Boven Digoel kepada Bupati dan Asisten I Setda Provinsi Papua Selatan. Penyerahan tersebut menjadi simbol apresiasi atas terselenggaranya festival yang dinilai membawa warna baru dalam upaya pelestarian budaya di Papua Selatan.

 

Lebih dari sekadar panggung seni, Festival Digul 2025 hadir sebagai ruang persatuan, kreativitas, dan kebanggaan masyarakat. Pemerintah provinsi dan kabupaten berkomitmen menjadikan festival ini sebagai agenda budaya tahunan yang lebih besar, inklusif, dan berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang.

Sumber: