Dukungan Pemerintah Mengalir, Kongres Pertama Perempuan Papua Selatan Susun Agenda Perubahan

Dukungan Pemerintah Mengalir, Kongres Pertama Perempuan Papua Selatan Susun Agenda Perubahan

Kongres I Perempuan Papua Selatan Resmi Dibuka, Gubernur Apolo Tegaskan Dukungan Penuh-Istimewa.-

DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Perempuan Papua Selatan kembali menegaskan peran strategisnya dalam ruang publik melalui penyelenggaraan Kongres I Asosiasi Perempuan Asli Papua Selatan. Perhelatan bersejarah yang berlangsung di Swiss-belhotel Merauke pada Senin, 24 November 2025 ini menjadi tonggak baru bagi gerakan perempuan di wilayah paling selatan Tanah Papua. Di tengah upaya pemerintah memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pembangunan, kongres ini hadir sebagai ruang konsolidasi yang mempertemukan perempuan dari empat kabupaten: Merauke, Boven Digoel, Mappi, dan Asmat.

 

Momentum kongres ini tidak hanya bernilai simbolis, tetapi juga mencerminkan kebutuhan mendesak untuk memperluas peran perempuan Papua Selatan dalam berbagai sektor. Selama ini, kontribusi mereka di bidang usaha, politik, pemerintahan, hingga aktivitas sosial kerap belum terlihat secara proporsional. Karena itu, forum ini menjadi kesempatan penting untuk menyatukan suara, menyusun strategi, sekaligus merancang arah perjuangan bersama.

 

Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, yang hadir membuka kegiatan tersebut, menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung langkah-langkah perempuan asli Papua Selatan. Ia menyampaikan apresiasi sekaligus dorongan agar gerakan perempuan terus tumbuh dan berkontribusi nyata bagi pembangunan wilayah.

 

“Pemerintah Provinsi Papua Selatan siap untuk selalu senantiasa mendukung dan hadir bersama-sama dengan rekan-rekan perempuan asli Papua Selatan. Atas nama pemerintah dan masyarakat Provinsi Papua Selatan, kami mengucapkan selamat melaksanakan kongres,” ujarnya.

 

Gubernur Apolo juga menyebut bahwa kongres ini akan diisi seminar dan musyawarah pertama asosiasi, sebuah proses penting bagi penguatan organisasi. Ia turut menyampaikan terima kasih kepada para tokoh perempuan dan panitia yang telah menginisiasi dan mempersiapkan kegiatan ini sejak awal.

 

Sementara itu, Ketua Tim Formatur, Natalis Paschalina Teraka, menyoroti masih terbatasnya ruang bagi perempuan asli Papua Selatan di berbagai bidang. Ia menilai suara perempuan belum mendapatkan tempat yang sesuai dengan kontribusi dan kapasitas yang mereka miliki.

 

Menurut Natalis, perempuan asli Papua Selatan memiliki kesamaan identitas yang justru menjadi sumber kekuatan dan modal sosial untuk bergerak maju. Karena itu, melalui kongres pertama ini, ia mengajak seluruh perempuan untuk bersatu dan bangkit menata masa depan yang lebih baik.

 

“Inilah momentum kita untuk menyuarakan hak, memperkuat kapasitas, dan merancang arah perjuangan perempuan asli Papua Selatan ke depan,” tuturnya.

 

Kongres ini mengangkat tema: “Perempuan Asli Papua Selatan Merawat Identitas, Bersatu untuk Perubahan, dan Berdaya untuk Masa Depan.” Tema tersebut mencerminkan harapan besar agar perempuan Papua Selatan dapat tampil lebih kuat, percaya diri, dan hadir sebagai bagian penting dari perubahan sosial di wilayahnya.

Sumber: