DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Dalam upaya mendorong percepatan pembangunan di Papua Selatan, berbagai pemangku kepentingan kini mulai menyoroti kembali peran penting dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi. Isu ini mengemuka dalam sebuah seminar di Swiss-Belhotel, 25 November 2025, yang menghadirkan tokoh Papua Selatan sekaligus anggota Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otsus Papua, John Gluba Gebze.
Acara tersebut menjadi ruang refleksi sekaligus evaluasi bagi pemerintah dan kalangan akademisi untuk meninjau kembali arah pembangunan kawasan transmigrasi yang selama ini berjalan.
Dalam perkembangan Papua selama beberapa dekade terakhir, riset ilmiah, ekspedisi, dan kehadiran teknorasi kampus selalu memiliki peran besar dalam membuka jalan pembangunan. John menggambarkan bahwa berbagai temuan bersejarah di Papua—termasuk yang kemudian mendorong hadirnya industri besar—tidak bisa dilepaskan dari kerja ilmiah yang dilakukan sejak masa kolonial.
Ia mencontohkan perjalanan panjang ekspedisi Belanda yang menjelajahi Papua dari wilayah selatan hingga utara dan pada akhirnya menemukan lokasi yang kelak menjadi area operasi Freeport. Temuan itu, menurutnya, menunjukkan bagaimana kajian ilmiah dapat memberikan fondasi penting bagi pembangunan jangka panjang.
Dalam penyampaian materinya, John juga membagikan kisah menarik tentang salah satu anggota ekspedisi Belanda tersebut. Puluhan tahun setelah ekspedisi berakhir, orang itu kembali ke Papua hanya untuk mencari akta kelahiran anaknya. “Kisah itu menunjukkan betapa pentingnya administrasi yang tertata baik, karena pembangunan tidak hanya soal fisik tetapi juga penataan dokumen dan identitas masyarakat,” ujarnya.
John kemudian menyoroti perlunya evaluasi mendalam terhadap berbagai program pembangunan kawasan transmigrasi yang saat ini masih berjalan. Menurutnya, pemerintah dan pemangku kepentingan harus berani bersikap jujur untuk menilai apakah program tersebut benar-benar memberi manfaat konkret bagi masyarakat dan kawasan permukiman yang dibangun.
Ia menegaskan bahwa Papua Selatan memiliki peluang sangat besar untuk mencapai swasembada jika potensi tenaga teknis—termasuk lulusan perguruan tinggi—dimanfaatkan secara optimal. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa masih banyak persoalan mendasar yang belum diselesaikan secara tuntas, dan hal itu perlu dikerjakan bersama sebelum melangkah lebih jauh.
Di akhir pemaparannya, John menekankan bahwa diskusi dalam seminar tersebut hanyalah bagian kecil dari agenda besar pembangunan Papua Selatan. Ia berharap kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dapat terus diperkuat agar percepatan pembangunan berlangsung lebih merata, terukur, dan berkelanjutan.