Ignasius Babaga Dorong Anak Papua Selatan Jadi Dokter dan Guru SLB

Kamis 10-07-2025,07:41 WIB
Reporter : Rifaa Ayuni
Editor : Rifaa Ayuni

disway.id Papua Selatan -- Di balik upaya membangun Tanah Papua Selatan yang lebih mandiri dan berdaya saing, ada langkah besar yang tengah dipersiapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Selatan. Tahun 2025, dinas yang dipimpin oleh Ignasius Babaga menetapkan dua program prioritas pendidikan: beasiswa untuk calon dokter dan guru Sekolah Luar Biasa (SLB).

Program ini bukan sekadar kebijakan administratif, melainkan sebuah strategi jangka panjang untuk mencetak sumber daya manusia unggul dari wilayah sendiri. Targetnya jelas anak-anak asli Papua Selatan dari empat kabupaten utama: Merauke, Mappi, Asmat, dan Boven Digoel.

“Fokus kami adalah anak-anak daerah,” ujar Ignasius Babaga, saat menyampaikan arah kebijakan pendidikan terbaru, Rabu (9/7/2025). Ia menegaskan bahwa pemerintah provinsi tidak ingin hanya menjadi penonton dalam proses pembangunan sumber daya manusia. Sebaliknya, mereka hadir untuk mendukung secara langsung dengan fasilitas dan pendanaan yang memadai.

Untuk itu, pihaknya menggandeng dua universitas terkemuka di Indonesia. Jurusan kedokteran akan bekerja sama dengan Universitas Cenderawasih, sementara jurusan pendidikan guru SLB diselenggarakan bersama Universitas Negeri Malang. Pemilihan kedua kampus ini mempertimbangkan kesiapan kurikulum, reputasi akademik, serta keberpihakan terhadap mahasiswa dari daerah.

Lebih jauh, Ignasius Babaga menekankan bahwa seluruh kebutuhan pendidikan, mulai dari sarana hingga prasarana akan dibiayai penuh oleh pemerintah provinsi melalui Dana Otonomi Khusus (Otsus). Kebijakan ini diambil untuk memastikan bahwa tidak ada beban biaya yang menghalangi para siswa dan keluarganya.

“Dana Otsus akan kami gunakan sepenuhnya untuk membiayai pendidikan anak-anak Papua Selatan di dua kota studi tersebut,” jelasnya. Ia meyakini, dukungan penuh ini akan menjadi fondasi kuat dalam mencetak dokter dan guru inklusif dari kalangan putra-putri daerah sendiri.

Program ini tidak berhenti pada dua kampus dan dua jurusan saja. Ignasius Babaga menyampaikan bahwa mulai tahun 2026, skema ini akan diperluas secara bertahap ke universitas-universitas lain, membuka lebih banyak peluang bagi generasi muda Papua Selatan. Namun, untuk saat ini, prioritas tetap pada memastikan kualitas lulusan, agar ketika mereka kembali, mereka bisa langsung memberikan kontribusi nyata di tengah masyarakat.

 

Melalui pendekatan ini, Ignasius Babaga tak hanya memperluas akses pendidikan tinggi, tetapi juga menanamkan harapan baru: bahwa anak-anak Papua Selatan punya tempat, punya kesempatan, dan punya peran penting dalam membangun tanah kelahirannya.

Kategori :