Usai Aksi CPNS, Masyarakat Adat Serukan Kedamaian dan Persatuan di Papua Selatan

Usai Aksi CPNS, Masyarakat Adat Serukan Kedamaian dan Persatuan di Papua Selatan

Ketika Masyarakat Adat Bicara: Merauke Adalah Rumah Damai yang Harus Dijaga Usai Aksi CPNS, Masyarakat Adat Serukan Kedamaian dan Persat--Istimewa.

disway.id Papua Selatan -- Suasana hangat mewarnai pertemuan yang berlangsung di Kantor Gubernur Papua Selatan, Selasa (22/7), ketika sejumlah tokoh masyarakat adat duduk bersama Gubernur Apolo Safanpo. Di tengah riak-riak unjuk rasa yang muncul pasca pengumuman CPNS, masyarakat adat datang bukan untuk memperkeruh suasana, melainkan membawa satu pesan penting: menjaga kedamaian.

Pertemuan ini menjadi ruang dialog yang terbuka dan penuh penghormatan, dihadiri pula oleh unsur kepolisian dan tokoh-tokoh adat dari berbagai wilayah, khususnya dari Kabupaten Merauke. Di balik perbedaan aspirasi dan pendapat, satu suara mengemuka dengan tegas masyarakat adat serukan kedamaian.

Adalah Kasimirus Kaize, Ketua Umum Lembaga Adat Sosom, yang menyampaikan pesan itu dengan lugas namun penuh makna. Ia mengibaratkan Merauke sebagai rumah besar tempat semua orang hidup berdampingan. "Kita yang sedang tinggal di dalam rumah ini hidup dengan damai, tenang, nyaman, dan bisa tidur dengan nyenyak. Sebagai tuan rumah, kami tidak ingin rumah kita ini terjadi keributan," ungkapnya.

Baginya, semua bentuk aspirasi harus disalurkan melalui jalur yang sah dan menghargai aturan yang berlaku. Pemerintah memiliki mekanisme, begitu juga agama dan adat, yang semuanya harus dijalankan dalam harmoni. Pesan yang ia sampaikan bukan sekadar seruan, tetapi bentuk tanggung jawab moral sebagai pemangku adat untuk menjaga keutuhan wilayah yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Apolo Safanpo menyampaikan apresiasinya. Ia menerima dengan baik aspirasi dari masyarakat adat dan menegaskan komitmennya untuk menjaga keseimbangan antara tuntutan masyarakat dan tugas pemerintah.

“Terima kasih untuk ketua adat, bapak-bapak, kakak dan adik-adik semua, aspirasinya kami terima. Bagi adik-adik kita yang belum terakomodir sebagai CPNS akan terus kita koordinasikan dengan pihak kementerian,” jelas Apolo.

Gubernur juga memastikan akan menugaskan Kepala BKPSDM untuk menindaklanjuti aspirasi terkait pelaksanaan seleksi khusus bagi pelamar yang belum lolos dalam proses CPNS. Ia menegaskan bahwa peran pemerintah bukan hanya sebagai pengambil kebijakan, tetapi juga sebagai penyeimbang dalam menjaga ketertiban dan keadilan.

Di akhir pertemuan, Apolo kembali mengingatkan pentingnya menjaga kedamaian. “Kedamaian yang telah diwariskan dari nenek moyang kita harus dijaga bersama. Jangan sampai justru menjadi sumber kekacauan. Bila damai, masyarakat dapat bekerja dengan tenang, anak-anak bisa tumbuh dengan baik, dan kita semua bisa hidup berdampingan dengan rukun,” pesannya.

 

Seruan dari masyarakat adat ini menjadi penyejuk di tengah dinamika sosial yang terjadi. Ketika suara kedamaian datang dari akar budaya, dari mereka yang paling mengerti denyut nadi tanah ini, maka sudah sepantasnya kita mendengarkan dan menjadikannya pegangan bersama. Karena Merauke bukan hanya wilayah administratif, tapi rumah yang harus dijaga bersama oleh semua penghuninya.

Sumber: