Papua Selatan Masuk Tiga Besar Daerah dengan Hotspot Karhutla Tertinggi di Indonesia

Karhutla Papua Selatan: Data Hotspot Tinggi, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci Pengendalian Meta Deskripsi--Istimewa.
DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Provinsi PAPUA SELATAN kembali masuk dalam daftar wilayah dengan hotspot kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tertinggi di Indonesia. Data terbaru mencatat PAPUA SELATAN menempati posisi ketiga setelah Sumatera dan Kalimantan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pertanahan (LHKP) PAPUA SELATAN, Djujuk Rianto, menyampaikan hal itu dalam apel kesiapsiagaan Karhutla 2025 yang berlangsung di Balai Taman Nasional Wasur, Merauke, Jumat (15/8/2025).
Pentingnya Siaga Menghadapi Karhutla
Djujuk menekankan apel siaga menjadi momentum memperkuat kesiapan seluruh pihak menghadapi potensi Karhutla, terlebih di tengah meningkatnya risiko akibat perubahan iklim global. Apalagi sejak Maret 2025, pemerintah pusat telah meluncurkan Desk Koordinasi Pengendalian Karhutla sebagai upaya nasional merespons ancaman Triple Planetary Crisis: perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, serta polusi.
“Melihat tren dan data menunjukkan bahwa kita patut bangga karena secara kolektif dapat menurunkan angka Karhutla dari tahun ke tahun. Namun rasa bangga ini jangan sampai membuat kita lengah, jumawa, atau sombong, hingga tidak mempersiapkan diri sebaik-baiknya,” tegas Djujuk.
Sejarah Karhutla dan Tren Penurunan
Sejarah mencatat, Indonesia pernah menghadapi Karhutla besar pada 1984, 1987, 1998, dan 2015 saat fenomena El Nino. Meski begitu, data menunjukkan tren penurunan luas Karhutla. Dari 93.000 hektare pada 2023, turun drastis menjadi 24.154 hektare pada 2024 atau menurun 74 persen.
Meski angka ini menggembirakan, PAPUA SELATAN masih masuk kategori rawan karena pada 2023 tercatat sebagai provinsi dengan jumlah hotspot tertinggi ketiga secara nasional.
Pilar Pengendalian Karhutla
Djujuk menjelaskan ada tiga pilar utama dalam pengendalian Karhutla:
-
Kolaborasi lintas sektor – melibatkan pusat dan daerah, instansi seperti BMKG, BNPB, TNI, dan Polri.
-
Penegakan hukum tegas – memberi efek jera bagi pelaku pembakaran lahan.
-
Partisipasi masyarakat – termasuk peran masyarakat adat, mahasiswa, LSM, dan dunia usaha dalam pencegahan, pemadaman, hingga patroli terpadu.
Prediksi Musim Kemarau dan Antisipasi
BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Indonesia memasuki awal musim kemarau, termasuk PAPUA SELATAN yang diperkirakan akan menghadapi kemarau kering. Karena itu, langkah antisipasi Karhutla harus diperkuat sejak dini.
Upaya pencegahan dilakukan melalui patroli pencegahan Karhutla, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), serta peningkatan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi, pelatihan, kampanye, hingga insentif ekonomi untuk mengurangi praktik pembakaran lahan.
Apresiasi untuk Garda Terdepan
Menutup sambutannya, Djujuk mengajak seluruh pihak memperkuat solidaritas dan jiwa korsa dalam menjaga lingkungan.
“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh instansi dan lembaga terkait, termasuk Brigade Karhutla dan Manggala Agni, sebagai patriot bangsa yang berdedikasi mencegah bencana kebakaran hutan di Papua Selatan,” pungkasnya.
Sumber: