Karantina BKHIT Papua Selatan Musnahkan Kontainer Berisi Buah dan Sayur Rusak di Merauke

disway.id Papua Selatan -- Keseriusan Karantina BKHIT Papua Selatan dalam menjaga wilayah dari ancaman penyebaran hama dan penyakit tanaman kembali dibuktikan. Pada awal Juli 2025, satu kontainer yang memuat buah dan sayur dalam kondisi rusak ditemukan oleh petugas saat melakukan pengawasan di Pelabuhan Laut Merauke.

Kontainer yang diketahui berasal dari Surabaya itu tiba di Merauke dengan menggunakan kapal MV. Kisik Mas pada 1 Juli 2025. Temuan ini langsung ditindaklanjuti oleh pejabat Karantina yang bertugas di wilayah layanan pelabuhan, M. Khafidul Akmal.

“Begitu ditemukan, kami segera melakukan konfirmasi kepada pemilik barang untuk memastikan asal dan kondisi muatan,” ujar Khafidul.

Setelah dilakukan penelusuran dan pemeriksaan lanjutan, disimpulkan bahwa isi kontainer sudah tidak layak untuk dikonsumsi dan berpotensi membahayakan ekosistem pertanian setempat. Oleh karena itu, Karantina BKHIT Papua Selatan mengambil langkah pemusnahan terhadap media pembawa tersebut.

Langkah ini diambil merujuk pada ketentuan hukum yang berlaku, yakni Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Secara spesifik, Pasal 47 dan 48 dalam undang-undang tersebut mengatur pemusnahan media pembawa yang telah mengalami kerusakan atau pembusukan.

“Tujuan utama dari tindakan ini adalah mencegah risiko penyebaran hama penyakit tumbuhan yang bisa merusak pertanian lokal,” tegas Khafidul.

Menanggapi kasus ini, Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Papua Selatan, Cahyono, menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperkuat pengawasan terhadap lalulintas media pembawa, baik yang masuk maupun keluar dari Papua Selatan.

“Kami berkomitmen untuk menjaga keamanan dan mutu produk yang masuk ke wilayah ini. Upaya ini penting untuk melindungi sumber daya hayati Papua Selatan dari ancaman eksternal,” jelas Cahyono.

 

Kejadian ini menjadi pengingat bahwa peran Karantina BKHIT Papua Selatan sangat vital dalam menjaga ketahanan hayati di daerah perbatasan. Melalui pengawasan yang konsisten dan tindakan yang tegas, mereka berupaya memastikan bahwa setiap media pembawa yang masuk ke Papua Selatan aman, layak, dan bebas dari potensi ancaman.

Sumber: