Koperasi Merah Putih: Revolusi Ekonomi Rakyat dari Desa untuk Indonesia Emas

Selasa 05-08-2025,09:06 WIB
Reporter : Rifaa Ayuni
Editor : Rifaa Ayuni

DISWAY.ID – PAPUA SELATAN | Indonesia tengah menapaki langkah besar menuju mimpi besarnya, Indonesia Emas 2045. Bukan sekadar jargon, tetapi visi yang mulai dibumikan lewat strategi konkret. Salah satu terobosan terbesarnya kini hadir melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) program transformatif yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto lewat Inpres Nomor 9 Tahun 2025.

Diluncurkan pada 21 Juli 2025, program ini bukan sekadar membentuk koperasi. Ia membangun fondasi ekonomi dari desa, dengan semangat gotong royong sebagai ruh utama. Per Juli 2025, tercatat 80.081 koperasi telah berbadan hukum, menyentuh ribuan titik desa dan kelurahan di seluruh negeri.

Koperasi Era Baru: Modern, Digital, Inklusif

Zulkardi Lefrant, Ketua Koperasi Merah Putih Kelurahan Mekarjaya, Depok, melihat pendekatan top-down dari pemerintah sebagai kekuatan utama. "Biasanya koperasi lahir dari masyarakat. Tapi sekarang, instruksi datang langsung dari pusat," ujarnya saat diwawancara Disway, Jumat (1/8/2025).

Namun, kata Zulkardi, inisiatif pemerintah ini tetap berbasis pada potensi lokal. Dari musyawarah warga hingga pemilihan unit usaha – seperti pengelolaan sampah di kota atau pertanian di desa semua disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Tak seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang cenderung birokratis, koperasi ini memberi kuasa langsung kepada anggotanya. “Semua keputusan diambil melalui rapat anggota. Inilah demokrasi ekonomi,” tegasnya.

Teknologi sebagai Tulang Punggung

Koperasi Merah Putih di Depok bahkan telah meluncurkan platform digital mereka sendiri. Warga cukup mendaftar dengan NIK dan nomor HP untuk mengakses berbagai layanan – dari top-up pulsa, pembayaran BPJS, hingga pembelian sembako. Setiap transaksi dikenakan admin Rp2.000, dan Rp600-nya masuk sebagai SHU koperasi. Ini bukan cuma efisien, tapi menciptakan arus kas berkelanjutan.

"Kami juga sedang merintis kemitraan B2B dan B2G dengan BUMN dan BUMD," ungkap Zulkardi. Strateginya jelas: koperasi menjadi penghubung antara produsen besar dan pelaku UMKM di tingkat akar rumput.

Membangkitkan Blok M, Menghidupkan UMKM

Di sisi lain Jakarta Selatan, tepatnya Kelurahan Melawai, berdiri koperasi yang menjadi etalase UMKM lokal. Di Blok M Hub, toko berlogo “Merah Putih” menjual produk rumahan dengan harga lebih miring dari pasaran.

“Kami pasok barang dari BUMD seperti Dharma Jaya dan Food Station. Harga ayam karkas cuma Rp29 ribu per 0,9 kg,” kata Marini Cahyani, kasir di koperasi itu.

Dalam dua pekan, koperasi ini mencatat 700 ribu transaksi. Ketua KKMP Melawai, Paiman, menargetkan koperasi menjadi pusat retail berbasis teknologi tinggi. “Bukan cuma jualan, tapi tempat warga menitipkan produk. Kami juga siap layani simpan pinjam dengan dukungan KUR Mandiri,” paparnya.

Pelayanan Kesehatan Lewat Klinik Koperasi

Tak hanya ekonomi, koperasi kini juga menyentuh sektor kesehatan. Lewat Klinik Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP), koperasi menjadi perpanjangan tangan Puskesmas.

“Layanan meliputi imunisasi, skrining penyakit, hingga pengobatan terbatas,” jelas Aji Muhawarman dari Kemenkes. Klinik ini bahkan menerima warga non-anggota koperasi, termasuk masyarakat di wilayah 3T yang belum memiliki BPJS.

Digitalisasi dan Literasi Menjangkau Desa

Untuk menjamin digitalisasi berjalan, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memastikan konektivitas dan pelatihan SDM koperasi secara merata. “Kami siapkan infrastruktur dan interoperabilitas platform koperasi,” ujar Wakil Menteri Nezar Patria.

Di Klaten, program ini berhasil menghapus blankspot dengan koneksi fiber optik dan cakupan 4G di seluruh pemukiman.

Dukungan Penuh dari Daerah

DKI Jakarta menargetkan 267 koperasi kelurahan aktif dalam waktu tiga bulan. Menurut Kepala Dinas PPKUKM, Ratu Rante Allo, koperasi didukung penuh oleh BUMD, Bank Mandiri, dan Bank Jakarta. “Nantinya, kami akan masuk ke logistik, berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan marketplace,” ujarnya.

Mengubah Nasib Lewat Gotong Royong

Dari kisah sukses di Mekarjaya hingga geliat usaha di Melawai, Koperasi Merah Putih telah membuktikan kemampuannya menjadi motor ekonomi lokal. Ini bukan koperasi masa lalu yang dianggap lamban dan kuno. Ini koperasi masa depan: digital, transparan, dan gotong royong.

Dengan sistem yang demokratis, keterlibatan masyarakat, dan dukungan lintas sektor, KDMP/KKMP menegaskan satu hal bahwa gotong royong bukan hanya warisan budaya, tapi juga strategi ekonomi yang relevan dan kuat.

Kategori :