Produksi Gabah Anjlok, Hama Tungru Jadi Ancaman Serius di Merauke

Produksi Gabah Anjlok, Hama Tungru Jadi Ancaman Serius di Merauke

Hama penyakit Tungru serang lahan padi di Merauke.--Istimewa.

DISWAY.ID PAPUA SELATAN – Musim tanam kedua tahun ini membawa kesulitan bagi petani padi di Kabupaten Merauke. Serangan hama penyakit Tungru, yang kini meluas ke berbagai lokasi, menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi dan membuat hasil panen menurun drastis.

Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Merauke, Sukarmin, mengungkapkan bahwa hampir seluruh wilayah terdampak, termasuk daerah Serapu dan Urumb, yang selama ini dikenal jarang menggunakan pupuk kimia.

“Ini sebagian besar terserang hama penyakit semacam Tungru. Itu merajalela hampir di semua lokasi, termasuk di daerah yang dulunya tahan seperti Serapu dan Urumb,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Penyakit yang kerap disebut petani sebagai “penyakit merah” ini membuat tanaman padi gagal menghasilkan gabah secara optimal. Sukarmin menjelaskan, penurunan hasil panen sangat terasa jika dibandingkan dengan panen musim tanam rendeng sebelumnya.

“Dampaknya sangat merugikan. Saya sempat bantu mengeringkan gabah petani, dari lima orang hanya dapat 103 karung. Padahal saat musim rendeng, satu hektar bisa dapat lebih dari 80 karung, bahkan saya sendiri pernah panen sampai 105 karung,” bebernya.

Lebih mengkhawatirkan, hingga kini hama penyakit Tungru belum memiliki obat atau metode penanganan yang efektif. Cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah PAPUA SELATAN turut mempercepat penyebaran penyakit ini.

“Penyakit Tungru ini sangat meresahkan. Sampai sekarang belum ada obatnya, belum bisa ditanggulangi. Apalagi cuaca juga tidak mendukung,” lanjut Sukarmin.

Ia pun berharap ada perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah daerah maupun pusat untuk membantu para petani yang terdampak.

“Harapan kami, pemerintah bisa turun tangan langsung. Kami paham ini masalah alam, tapi setidaknya bisa ada solusi untuk petani yang terkena dampaknya,” tutupnya.

 

Situasi ini menjadi peringatan serius bahwa ketahanan pertanian, terutama di wilayah pedalaman seperti Merauke, membutuhkan dukungan nyata dari berbagai pihak, agar para petani tak berjuang sendirian menghadapi serangan hama yang merugikan seperti Tungru.

Sumber: