Kolaborasi Universitas Negeri Malang dan Papua Selatan: Menjawab Tantangan Kekurangan Guru di Merauke

Kolaborasi Universitas Negeri Malang dan Papua Selatan: Menjawab Tantangan Kekurangan Guru di Merauke

Kolaborasi Universitas Negeri Malang dan Papua Selatan--Istimewa.

disway.id Papua Selatan -- Universitas Negeri Malang (UM) telah memperkuat komitmennya untuk mendukung pendidikan di Papua Selatan melalui kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Papua Selatan. Kerjasama ini difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam memenuhi kebutuhan tenaga pengajar untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) di Merauke.

Kegiatan ini berlangsung pada 16 hingga 20 Juli 2025 dan meliputi berbagai kegiatan, mulai dari seleksi penerimaan mahasiswa baru hingga penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) serta Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Papua Selatan.

Mengatasi Kekurangan Guru di SLB Merauke

Kunjungan pertama tim UM, yang dipimpin oleh Dr. Rizky Firmansyah, Kepala Sub Direktorat Seleksi UM, adalah ke SLB di Merauke. Di sana, UM melihat langsung tantangan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah tersebut, terutama terkait dengan kekurangan tenaga pendidik yang sangat mendesak.

"UM hadir di Papua Selatan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan guru SLB yang memang kondisinya sangat kurang," ujar Dr. Rizky. "Kami merespon positif program pemerintah daerah yang sangat berdampak seperti ini, khususnya dalam meningkatkan akses pendidikan di seluruh wilayah Indonesia."

Program Beasiswa Penuh untuk Putra-Putri Papua Selatan

Sebagai bagian dari kemitraan ini, UM dan Dinas Pendidikan Provinsi Papua Selatan sepakat untuk memberikan beasiswa penuh kepada anak-anak daerah untuk melanjutkan studi di UM dan menjadi calon guru untuk SLB di Merauke.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Selatan, Ignasius Babaga, menegaskan bahwa program ini sangat penting untuk menjawab tantangan kekurangan tenaga pendidik di daerah tersebut. "Beasiswa ini menanggung seluruh biaya pendidikan dan operasional mahasiswa," ungkap Ignasius. Hal ini sekaligus mendukung pencapaian tujuan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

Proses Seleksi yang Ketat dan Berstandar Tinggi

Proses seleksi calon mahasiswa dilakukan secara ketat, melibatkan tes tulis dan wawancara untuk memastikan bahwa yang terpilih adalah siswa terbaik dari berbagai kabupaten di Papua Selatan, seperti Merauke, Asmat, dan Mape. Dr. Imam Agus Basuki, anggota tim seleksi, menjelaskan, "Seleksi ini bertujuan memastikan bahwa siswa yang terpilih benar-benar memiliki kualitas untuk menjadi guru yang unggul."

Wawancara juga menjadi sarana untuk menggali motivasi dan kesiapan para siswa untuk menjalani studi lebih lanjut. "Kami ingin mengetahui sejauh mana siswa memiliki motivasi untuk menjadi guru, serta bagaimana mereka memproyeksikan masa depan mereka dalam pendidikan," tambah Rr. Devita Nirmala Hapsari, anggota tim seleksi lainnya.

Harapan untuk Masa Depan Pendidikan di Papua Selatan

Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya terampil, tetapi juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Papua Selatan.

"Dengan program beasiswa ini, lulusan yang akan mengajar di SLB di Papua Selatan akan menjadi SDM unggul yang siap memberikan pendidikan berkualitas kepada anak-anak di sana," kata Dr. Rizky Firmansyah.

 

UM dan Pemerintah Provinsi Papua Selatan berkomitmen untuk terus melanjutkan program-program serupa yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan pembangunan berkelanjutan di wilayah timur Indonesia. Dengan kerjasama ini, diharapkan pendidikan di Papua Selatan akan semakin berkembang, mengurangi kesenjangan pendidikan antar wilayah, serta memperkuat kolaborasi dalam menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas.

Sumber: