Saat Suku Kanum Berdialog di Perbatasan Merauke: Simbol Persaudaraan yang Melintasi Garis Negara

Saat Suku Kanum Berdialog di Perbatasan Merauke: Simbol Persaudaraan yang Melintasi Garis Negara

Suku Kanum di Perbatasan Merauke: Tradisi, Interaksi, dan Harmoni di Tapal Batas--Istimewa.

disway.id Papua Selatan -- Di ujung timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, terdapat sebuah titik strategis yang menjadi jembatan antara dua negara: Indonesia dan Papua Nugini. Di sanalah kehidupan suku Kanum menjadi bagian integral dari dinamika sosial, budaya, dan ekonomi di wilayah perbatasan.

 

Setiap hari, di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Sota, interaksi antarwarga dua negara terjadi secara alami. Termasuk di dalamnya adalah anggota suku Kanum dari sisi Papua Nugini yang sering terlihat berbincang dengan masyarakat Indonesia. Meskipun terpisah oleh garis batas negara, hubungan mereka tetap erat, bahkan seperti saudara yang tak pernah terpisah.

 

Peran Strategis PLBN Sota

PLBN Sota bukan hanya sekadar pos pengawasan lalu lintas lintas batas negara. Lebih dari itu, tempat ini menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar. Warga dari kedua sisi perbatasan datang untuk bertemu, berdagang, atau sekadar bersilaturahmi.

 

Keberadaan suku Kanum di wilayah ini memberi warna tersendiri. Mereka menjalani kehidupan yang tak terlepas dari tradisi leluhur, sambil tetap beradaptasi dengan perubahan zaman. Dalam suasana yang damai, suku Kanum menjadi pengingat bahwa batas negara tidak selalu memisahkan, tapi justru bisa menjadi jembatan pertemuan budaya.

 

Budaya dan Tradisi suku Kanum

suku Kanum memiliki kekayaan budaya yang turun-temurun. Meskipun hidup di perbatasan, mereka tetap mempertahankan identitasnya sebagai bagian dari warisan Nusantara. Bahasa, adat, serta pola kehidupan sosial mereka mencerminkan keragaman yang khas dari kawasan Papua.

 

Di PLBN Sota, momen seperti pertemuan keluarga atau perdagangan tradisional sering menjadi ajang pelestarian budaya. Dalam percakapan ringan atau pertukaran hasil bumi, nilai-nilai kekerabatan dan kebersamaan masih sangat terasa. Inilah yang membuat perbatasan tidak hanya menjadi wilayah geografis, tapi juga ruang budaya yang hidup.

 

Harmoni di Tengah Perbedaan

Meskipun secara administratif terbagi oleh garis batas negara, interaksi antarwarga di PLBN Sota menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan yang harmonis. Bagi suku Kanum, batas negara bukanlah penghalang untuk tetap menjaga tali silaturahmi dengan saudara-saudara mereka di sisi Indonesia.

 

Kerjasama lintas batas, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial, pun berjalan dengan lancar. Ini menjadi bukti bahwa di tengah perbedaan sistem dan peraturan, manusia tetap bisa menemukan titik temu melalui rasa saling menghormati dan menghargai.

 

Penutup

Kehidupan suku Kanum di perbatasan Merauke adalah contoh nyata bagaimana budaya, tradisi, dan kekerabatan bisa bertahan di tengah modernitas dan perubahan geopolitik. PLBN Sota tidak hanya menjadi simbol kedaulatan negara, tetapi juga ruang di mana persaudaraan lintas bangsa terus terjalin.

 

Kisah mereka mengingatkan kita bahwa perbatasan bukanlah garis pemisah, melainkan jembatan yang menghubungkan. Di sinilah suku Kanum menorehkan kebersamaan, meski dalam bingkai dua negara yang berbeda.

Sumber: