NPCI Papua Selatan: Menyatukan Langkah Bangun Olahraga Disabilitas di Tanah Selatan

NPCI Papua Selatan: Menyatukan Langkah Bangun Olahraga Disabilitas di Tanah Selatan

NPCI Papua Selatan: Menyatukan Langkah Bangun Olahraga Disabilitas di Tanah Selatan--Istimewa.

disway.id Papua Selatan -- NPCI Papua Selatan tak hanya menjadi lembaga formal, melainkan juga wajah dari semangat inklusivitas yang tengah tumbuh di Tanah Papua bagian selatan. Dalam sesi dialog publik bertajuk Potret Kehidupan – Mendobrak Batas yang disiarkan oleh RRI Merauke pada Rabu, 2 Juli 2025, Ketua NPCI Papua Selatan, Petrus Birif, memaparkan berbagai inisiatif yang tengah dilakukan untuk memajukan olahraga disabilitas di wilayah tersebut.

Dengan gaya bicara yang lugas namun menyentuh, Petrus menekankan bahwa membangun olahraga bagi penyandang disabilitas bukan hanya tugas satu pihak. Perlu sinergi antara masyarakat dan pemerintah agar pembinaan atlet disabilitas bisa berjalan berkelanjutan.

Program pembinaan yang dijalankan oleh NPCI Papua Selatan sudah berlangsung sekitar satu tahun. Meski berada di tengah keterbatasan sarana dan dukungan, progres yang ditunjukkan tetap menjanjikan. Kini, NPCI tengah menggencarkan pengajuan kerja sama ke tingkat provinsi serta keempat kabupaten yang ada di Papua Selatan.

Langkah konkret telah dimulai. Pendaftaran calon atlet disabilitas resmi dibuka sejak 20 Juni dan akan berlangsung hingga 20 Juli 2025. Tujuannya jelas: menjaring bibit-bibit muda potensial yang bisa dibina untuk mewakili Papua Selatan dalam berbagai ajang kejuaraan.

“Kami ajak masyarakat dan mohon kerja sama pemerintah membuka pendaftaran atlet disabilitas mulai 20 Juni hingga 20 Juli 2025, demi pendataan usia atlet yang akan mewakili Papua Selatan,” ujar Petrus. “Mari bersama-sama bangun olahraga disabilitas di Papua Selatan.”

Pernyataan ini bukan sekadar ajakan kosong. NPCI Papua Selatan telah membuktikan kiprahnya dalam ajang PON yang lalu di Aceh dan Solo. Meski datang dari wilayah baru dengan segala keterbatasannya, para atlet disabilitas Papua Selatan mampu membawa pulang satu medali emas, tiga perak, dan tiga perunggu. Prestasi yang menunjukkan bahwa semangat juang tak pernah mengenal batas fisik.

Namun di balik keberhasilan itu, Petrus tak menutup mata pada kenyataan bahwa dukungan terhadap atlet disabilitas masih timpang. Ia menyayangkan fokus pemerintah yang lebih condong kepada atlet non-disabilitas. Dalam dialog tersebut, ia mengimbau pemerintah di empat kabupaten Papua Selatan agar mulai memberikan perhatian serius terhadap pengembangan olahraga bagi penyandang disabilitas.

“Kami mungkin terbatas, tapi kami luar biasa,” tuturnya, penuh keyakinan.

Seruan dari NPCI Papua Selatan bukan sekadar untuk meraih prestasi, melainkan juga untuk membangun kesetaraan. Olahraga disabilitas bukan ruang pinggiran ia adalah bagian utuh dari wajah olahraga Indonesia yang harus dirangkul dan dikembangkan bersama.

 

Melalui program pembinaan, pendataan atlet muda, dan kerja sama lintas sektor, NPCI Papua Selatan sedang menanam benih masa depan yang lebih inklusif. Karena pada akhirnya, olahraga bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga tentang keberanian untuk melampaui batas.

Sumber: