OJK: Papua Selatan Pimpin Pertumbuhan Piutang Pembiayaan Meski Industri Melambat

OJK: Papua Selatan Pimpin Pertumbuhan Piutang Pembiayaan Meski Industri Melambat

Pertumbuhan Melambat, Papua Selatan Justru Catat Lonjakan Piutang Pembiayaan Tertinggi-Istimewa.-

DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Industri pembiayaan kembali memasuki fase perlambatan. Tren penurunan pertumbuhan piutang perusahaan multifinance terlihat sejak beberapa bulan terakhir, menandakan kehati-hatian pelaku usaha dan penyesuaian sektor terhadap kondisi ekonomi yang bergerak dinamis. Namun, di tengah gejala melambat tersebut, PAPUA SELATAN justru tampil sebagai daerah dengan perkembangan paling menonjol.

 

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2025 menunjukkan bahwa wilayah Papua Selatan berhasil mencatat lonjakan signifikan pada pertumbuhan piutang pembiayaan. Sementara tren nasional bergerak lambat, provinsi termuda ini justru menjadi daerah dengan pertumbuhan tercepat sepanjang tahun berjalan.

 

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menegaskan capaian tersebut dalam lembar jawaban RDK OJK.
"Provinsi Papua Selatan mengalami pertumbuhan piutang pembiayaan terbesar, yaitu sebesar 126,49% secara Year on Year (YoY)," ujarnya.

 

Nilai piutang pembiayaan multifinance di Papua Selatan mencapai Rp696,54 miliar per September 2025. Menurut Agusman, pencapaian ini terutama didorong oleh peningkatan penyaluran pembiayaan alat berat.
Ia menjelaskan, pembiayaan alat-alat berat mencapai Rp351,58 miliar, menjadi kontributor besar terhadap lonjakan tersebut.

 

Meski Papua Selatan mencatat pertumbuhan mencolok, kondisi nasional masih menunjukkan perlambatan. OJK mencatat total piutang pembiayaan industri multifinance mencapai Rp507,14 triliun per September 2025, tumbuh 1,07% YoY. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Agustus 2025 yang mencapai 1,26% YoY dengan nilai Rp505,59 triliun.

 

Walaupun pertumbuhan melemah, kesehatan industri multifinance tetap terjaga. Profil risiko pembiayaan memperlihatkan perbaikan pada rasio pembiayaan bermasalah.
NPF net tercatat di angka 0,84%, turun tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,85%.
Sementara itu, NPF gross berada pada level 2,47%, membaik dari posisi Agustus yang tercatat 2,51%.

 

Secara keseluruhan, dinamika ini memperlihatkan kontradiksi menarik. Di satu sisi, industri multifinance nasional menunjukkan perlambatan. Namun di sisi lain, Papua Selatan justru menorehkan pertumbuhan piutang pembiayaan yang agresif dan jauh melampaui daerah lain. Kondisi ini menegaskan adanya potensi ekonomi lokal yang berkembang, terutama di sektor yang terkait dengan penggunaan alat berat.

 

OJK pun terus memantau perkembangan tersebut sambil memastikan profil risiko industri tetap terkendali. Dengan perbaikan rasio NPF dan pertumbuhan pembiayaan yang tetap stabil, industri multifinance diharapkan mampu menjaga momentum hingga akhir tahun.

Sumber: