120 Tahun Misi Katolik di Merauke: Jejak Panjang Pelayanan untuk Papua Selatan

Gereja Katolik Merauke Rayakan 120 Tahun Pengabdian di Tanah Papua--Istimewa.
DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Gereja Katolik di Merauke menandai momen bersejarah dengan perayaan 120 tahun kehadiran Misi Katolik di Papua Selatan.
Perayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi atas perjalanan panjang gereja yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Papua sejak 1905.
Selama lebih dari satu abad, Misi Katolik tidak hanya membina iman umat, tetapi juga berperan besar dalam membangun bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, hingga pelestarian budaya lokal. Jejak pengabdian ini menjadi pilar penting dalam perkembangan sosial dan spiritual masyarakat Papua Selatan.
“Perayaan 120 tahun ini adalah momentum untuk merenungkan perjalanan panjang kita bersama masyarakat Papua. Kami bersyukur atas kepercayaan yang diberikan masyarakat selama lebih dari satu abad ini,” ujar Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) periode 2024–2026, Susana Kandaimu, Kamis (14/8/2025).
Pendidikan, Kesehatan, dan Pemberdayaan
Dalam sejarahnya, Gereja Katolik Merauke telah mendirikan sekolah-sekolah yang menjadi fondasi pendidikan di Papua Selatan. Lembaga pendidikan Katolik membuka akses belajar bagi generasi Papua tanpa membedakan latar belakang.
Di bidang kesehatan, pelayanan gereja melalui rumah sakit dan klinik telah menjadi penopang utama masyarakat, termasuk di wilayah terpencil. Sementara di sektor pemberdayaan, program ekonomi dan sosial yang dijalankan gereja membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Melestarikan Budaya dan Lingkungan
Selain itu, gereja turut berperan dalam melestarikan budaya Papua melalui dokumentasi, pengajaran bahasa daerah, hingga perayaan adat yang menjadi bagian dari kekayaan bangsa.
Memasuki usia ke-120, Susan menegaskan bahwa Gereja Katolik Merauke akan fokus pada pelayanan yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan umat. Pendidikan berbasis asrama, peningkatan kualitas Yayasan Katolik, penerapan ensiklik Laudato Si’, perhatian pada hak asasi manusia, serta pemberdayaan masyarakat adat akan menjadi prioritas.
“Gereja juga perlu mendorong kerjasama dengan berbagai pihak untuk pelatihan vokasi bagi OMK (Orang Muda Katolik) dalam menyongsong bonus demografi 2030–2040,” kata Susan.
Harapan untuk Papua Selatan
Susan berharap gereja menjadi pelindung utama masyarakat adat, termasuk dalam menghadapi program strategis nasional yang berdampak pada wilayah Keuskupan Agung Merauke. Fokus ke depan diarahkan pada pengembangan generasi muda, pelestarian lingkungan, dan penguatan nilai persatuan dalam keberagaman.
Dengan usia yang sudah mencapai lebih dari satu abad, Gereja Katolik di Merauke tak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial yang memberi harapan baru bagi Papua Selatan.
Sumber: