Solidaritas Pemuda dan Pencari Kerja Papua Selatan Tuntut Kepastian Kuota OAP

Demo Damai Solidaritas Pemuda Papua Selatan Desak Optimalisasi ASN untuk OAP--Istimewa.
disway.id Papua Selatan -- Suara masyarakat kembali menggema di pusat pemerintahan Papua Selatan. Senin (21/7), Solidaritas Pemuda dan Masyarakat Pencari Kerja Papua Selatan kembali turun ke jalan menyuarakan harapan mereka. Dengan semangat yang tetap terjaga, aksi damai ini dimulai dari Lingkaran Brawijaya (Libra) Merauke dan dilanjutkan dengan long march menuju Kantor Gubernur Papua Selatan di Jalan Trikora, Merauke. Pengamanan dilakukan oleh Satuan Lalu Lintas Polres Merauke untuk memastikan jalannya aksi tetap tertib.
Berbeda dari aksi-aksi sebelumnya yang menyoroti keberadaan marga non-OAP dalam formasi kuota untuk orang asli Papua (OAP), kali ini para demonstran datang membawa tiga tuntutan utama yang dianggap lebih mendesak dan menyentuh kebutuhan riil pencari kerja asli Papua.
Tuntutan pertama berkaitan dengan optimalisasi kuota formasi ASN 2024 yang belum terpenuhi. Berdasarkan alokasi nasional, Papua Selatan mendapatkan 1.000 kuota formasi ASN. Dari jumlah tersebut, 800 formasi diperuntukkan bagi OAP dan 200 lainnya untuk non-OAP. Namun, kenyataannya, sebanyak 203 formasi khusus OAP tidak memiliki pendaftar dan akhirnya dibiarkan kosong hingga pengumuman. Artinya, hanya 597 posisi yang berhasil terisi oleh orang asli Papua.
Tuntutan kedua adalah percepatan proses belanja Nomor Induk Pegawai (NIP) bagi OAP yang telah lulus seleksi. Hal ini dianggap penting untuk mempercepat pemberdayaan tenaga kerja asli Papua dalam sistem birokrasi pemerintahan.
Sementara itu, tuntutan ketiga menyoroti kebutuhan tambahan kuota formasi ASN di masa mendatang, agar semakin banyak pencari kerja dari kalangan OAP yang bisa mengakses kesempatan kerja formal secara adil.
Dinosius Yodi, koordinator lapangan dalam aksi tersebut, menyatakan bahwa demo ini digelar untuk menindaklanjuti pernyataan Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, yang sebelumnya menyampaikan rencana penambahan kuota khusus bagi OAP. “Kami datang untuk meminta kejelasan. Kami ingin bertemu langsung dengan Bapak Gubernur, bukan hanya mendengar dari media. Kami mohon untuk diterima dan diberikan harapan,” ujar Dinosius.
Sayangnya, saat massa aksi tiba di kantor gubernur sekitar pukul 12.00 WIT, Gubernur Apolo Safanpo tengah menghadiri peluncuran koperasi desa secara nasional. Acara tersebut untuk wilayah Merauke dan Papua Selatan dipusatkan di Distrik Kurik.
Dalam pernyataannya, Dinosius juga meluruskan anggapan bahwa gerakan ini didorong oleh kepentingan pihak lain. Ia menegaskan, gerakan ini murni lahir dari semangat dan kekhawatiran para pemuda serta masyarakat pencari kerja asli Papua dari berbagai wilayah. “Kami datang sebagai Solidaritas dari Mappi, Asmat, Boven Digoel, dan suku-suku lain yang ada di Merauke. Ini suara kami sendiri, bukan titipan siapa-siapa,” tegasnya.
Melalui aksi ini, Solidaritas Pemuda dan Masyarakat Pencari Kerja Papua Selatan berharap pemerintah benar-benar membuka ruang dialog dan memberikan solusi konkret terhadap ketimpangan kesempatan kerja, terutama bagi generasi muda asli Papua yang masih berjuang menempatkan diri di tengah sistem formal.
Sumber: