Rembuk Merah Putih: Langkah Nyata Papua Selatan Cegah Radikalisme Sejak Dini

Rembuk Merah Putih: Langkah Nyata Papua Selatan Cegah Radikalisme Sejak Dini

Rembuk Merah Putih: Langkah Nyata Papua Selatan Cegah Radikalisme Sejak Dini--Istimewa.

disway.id Papua Selatan -- Cegah radikalisme bukan hanya tentang tindakan represif, tetapi juga soal membangun kesadaran, menanamkan nilai, dan memperkuat rasa kebangsaan sejak dini. Di Papua Selatan, langkah ini diwujudkan lewat kerja sama erat antara Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Papua Selatan dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI melalui kegiatan bertajuk Rembuk Merah Putih.

Digelar sebagai bagian dari upaya deteksi dini terhadap penyebaran paham radikal, Rembuk Merah Putih menjadi medium strategis untuk membangun narasi perdamaian dan nasionalisme di tengah masyarakat. Dalam siaran pers yang diterima di Jayapura, Staf Ahli Gubernur Papua Selatan Bidang Otonomi Khusus, Michael Rooney Gomar, menegaskan pentingnya kegiatan ini dalam memperkuat pendidikan agama dan kemampuan literasi masyarakat, terutama di wilayah yang rentan terhadap infiltrasi ideologi ekstrem.

"Rembuk Merah Putih adalah konsep berbasis cinta, sebuah pendekatan baru yang dirancang oleh BNPT RI melalui subdirektorat pemberdayaan masyarakat," jelas Gomar.

Ancaman radikalisme, menurutnya, masih nyata. Masih seringnya terjadi penangkapan terhadap terduga teroris menjadi alarm bahwa potensi bahaya tersebut belum benar-benar hilang. Maka dari itu, pendekatan persuasif dan preventif melalui edukasi menjadi sangat relevan dan penting.

Dalam konteks ini, ruang publik baik luring maupun daring perlu diisi dengan pesan-pesan positif. Wawasan kebangsaan, cinta tanah air, dan dialog antarumat harus terus digalakkan. Lebih jauh lagi, Gomar menekankan perlunya menjalin kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat, serta institusi pendidikan seperti perguruan tinggi.

Tak hanya itu, ia juga mendorong dilakukannya dialog dengan kelompok yang memiliki pandangan berbeda terhadap NKRI. Menurutnya, merawat hubungan baik, membuka ruang komunikasi, dan memberi pembinaan secara berkelanjutan kepada kelompok tersebut, termasuk mantan narapidana terorisme, adalah bagian dari strategi menyeluruh untuk cegah radikalisme secara holistik di Papua Selatan.

“Harapannya, pelajar dan generasi muda kita tumbuh dengan semangat toleransi, saling menghormati, dan peduli terhadap sesama, meski berbeda latar belakang agama, suku, maupun budaya,” ujarnya.

Ketua FKPT Papua Selatan, Agustinus Joko Guritno, turut menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya fokus pada pencegahan ancaman terorisme, tetapi juga untuk mempererat kesatuan dan persatuan di tengah masyarakat.

"Kami ingin masyarakat di Papua Selatan tidak hanya bersatu, tetapi juga waspada terhadap paham-paham yang dapat merusak kehidupan sosial," kata Agustinus.

Dengan pendekatan edukatif dan kolaboratif seperti ini, Papua Selatan menunjukkan komitmen kuat untuk cegah radikalisme sejak dini. Rembuk Merah Putih pun bukan sekadar simbol, tetapi ruang dialog dan refleksi untuk memperkuat ikatan kebangsaan dan merawat Indonesia dalam keberagaman.

Sumber: