disway.id Papua Selatan -- Kabupaten Merauke dipilih sebagai tuan rumah Pesta Paduan Suara Katolik (Pesparani) tingkat provinsi pertama bagi Papua Selatan. Acara yang dijadwalkan pada 5–10 Oktober 2025 ini menjadi tonggak sejarah setelah pemekaran dari Provinsi Papua. Bupati Merauke, Yoseph Bladib Gebze, yang juga Ketua LP3KD Provinsi Papua Selatan, menegaskan kebanggaannya atas kesiapan penyelenggaraan.
"Ini adalah Pesparani pertama kami sebagai provinsi mandiri. Meski sebelumnya sudah rutin diadakan di tingkat regional, kali ini lebih spesial karena menjadi identitas baru Papua Selatan," ujar Bupati Yoseph dalam keterangannya di Merauke (15/7). Lebih dari Sekadar Ajang Kompetisi Pesparani bukan hanya tentang berlomba meraih tropi. Bagi umat Katolik Papua Selatan, acara ini adalah bagian dari liturgi dan bentuk pujian kepada Tuhan. Dukungan resmi dari Kementerian Agama mulai tingkat pusat hingga kabupaten mempertegas nilai spiritual dan legalitasnya. "Ini bukan sekadar perlombaan, tapi juga cara kami memuliakan Tuhan melalui harmoni suara," tambah Bupati Yoseph. Agustinus Joko Guritno, Ketua Panitia Pelaksana, menjelaskan bahwa Pesparani I dirancang untuk memperdalam makna liturgi. Tema "Biarlah Segala yang Bernapas Memuji Tuhan" dan sub-tema "Dengan Pesparani I, Papua Selatan Semakin Bermartabat, Aman, Damai, Sejahtera Demi Kemuliaan Tuhan" dipilih untuk menyatukan pesan iman, perdamaian, dan martabat budaya. Antusiasme Empat Kabupaten Menurut Alex Ronggo, Koordinator Lomba, empat kabupaten peserta sudah menunjukkan semangat tinggi. Pendaftaran resmi akan dibuka pada 24 Juli 2025, dengan prosesi lomba berlangsung selama lima hari di Merauke. Partisipasi aktif ini mencerminkan Pesta Paduan Suara sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan rohani umat Katolik Papua Selatan. Selain itu, acara ini menjadi wadah melestarikan seni lokal dalam bingkai ibadah. Pesparani: Simbol Harmoni Iman dan Budaya Di tengah arus modernisasi, Pesparani hadir sebagai pengingat akan kekuatan iman yang hidup melalui musik. Ia bukan hanya mempertemukan suara-suara merdu, tetapi juga menjalin persaudaraan antarumat baik secara vertikal (kepada Tuhan) maupun horizontal (sesama manusia). Bagi Papua Selatan, Pesparani I adalah deklarasi kebudayaan dan keimanan yang harmonis. Seperti paduan suara yang indah ketika semua nada bersatu, acara ini diharapkan mampu memperkuat identitas daerah sekaligus memancarkan pesan perdamaian. Penutup:Pesparani I Papua Selatan siap menggema bukan hanya di gereja-gereja Merauke, tetapi juga di hati masyarakat. Mari nantikan momen bersejarah ini di mana Pesta Paduan Suara menjadi jembatan antara seni, iman, dan kebersamaan.