FGD Kajian Geologi: Sekda Ajak Publik Terlibat dalam Masa Depan Lingkungan Papua Selatan

FGD Kajian Geologi: Sekda Ajak Publik Terlibat dalam Masa Depan Lingkungan Papua Selatan

Peran Masyarakat Kunci Wujudkan Papua Selatan Lestari dan Tangguh-Istimewa.-

DISWAY.ID PAPUA SELATANMenjaga keberlanjutan lingkungan tidak hanya menjadi isu nasional, tetapi sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi daerah yang tengah berkembang pesat seperti PAPUA SELATAN. Di wilayah yang memiliki potensi besar sekaligus tantangan lingkungan yang kompleks, kesadaran kolektif dan keterlibatan aktif masyarakat menjadi unsur penting untuk mempertahankan keseimbangan alam dan peradaban manusia.

 

Papua Selatan, sebagai provinsi baru yang tengah menata langkah pembangunan, dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk mengelola lingkungannya secara bijak. Di sinilah peran masyarakat dan pemerintah bertemu dalam satu kepentingan yang sama—yaitu menghadirkan Papua Selatan yang tangguh, lestari, dan berdaya saing.

 

Kesadaran terhadap pentingnya pengelolaan lingkungan tidak bisa dibangun hanya melalui kebijakan di atas kertas. Dibutuhkan ruang diskusi, pertukaran gagasan, serta komitmen bersama agar upaya menjaga lingkungan memiliki arah yang jelas dan berkelanjutan. Melalui pendekatan itulah Focus Group Discussion (FGD) kedua mengenai kajian geologi dalam siklus lingkungan hidup menjadi agenda strategis bagi Papua Selatan.

 

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Papua Selatan dan resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Selatan, Ferdinandus Kainakaimu, di Hotel Sunny Day Inn Merauke pada Kamis (4/12/2025).

 

Dalam sambutannya, Ferdinandus menegaskan pentingnya partisipasi publik sebagai motor penggerak pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.

 

"Saya mengajak untuk berperan aktif untuk Papua Selatan yang tangguh, lestari, dan berdaya saing," kata dia.

 

Lingkungan Menentukan Arah Masa Depan Papua Selatan

 

Menurutnya, aspek lingkungan memiliki posisi penting dalam arah pembangunan. FGD tersebut menjadi kesempatan untuk membahas pemetaan geologi di Papua Selatan khususnya dalam menyangkut siklus lingkungan hidup, sehingga setiap kebijakan pembangunan memiliki dasar yang jelas dan terukur.

 

"Kalau kita abaikan ini terus tidak serius, maka pembahasan-pembahasan itu berkualitasnya rendah. Gara-gara kita mengabaikan banyak hal makanya sampe hari ini kita di Papua ini tidak bergerak bagus," ujarnya.

 

Ia mengingatkan bahwa kerusakan lingkungan bukan terjadi dengan sendirinya, melainkan akibat ulah manusia. Karena itu, dibutuhkan peningkatan kesadaran dan kualitas diskusi dalam menyusun perencanaan pembangunan.

 

"Lingkungan rusak karena manusia, lingkungan tidak bisa dirusak oleh lingkungan itu sendiri," tegasnya.

 

Ferdinandus pun mendorong seluruh peserta untuk memberikan pandangan yang konstruktif demi menghasilkan rekomendasi yang berdampak nyata.

 

"Mari bicara yang bagus, terutama pemikiran-pemikiran yang baik untuk diskusi ini lebih berkualitas," kata dia.

 

Ia juga menegaskan bahwa saat ini tidak lagi waktunya menunda pekerjaan. Kecepatan, ketepatan, serta penghargaan terhadap waktu menjadi bagian dari sikap yang harus diutamakan. Masyarakat dan pemerintah dituntut bergerak seiring, bukan hanya duduk menunggu perubahan terjadi.

Sumber: