Dari Gizi hingga Kesehatan Mental, Program Sekolah Sehat Papua Selatan Resmi Digenjot

Dari Gizi hingga Kesehatan Mental, Program Sekolah Sehat Papua Selatan Resmi Digenjot

Pelajar Terpapar Miras hingga Gadget Berlebih, Pemprov Dorong Gerakan Sekolah Sehat-Istimewa.-

DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Pemerintah Provinsi PAPUA SELATAN menegaskan komitmennya memperkuat layanan kesehatan bagi pelajar melalui program Sekolah Sehat, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 tahun. Program ini hadir untuk menjawab berbagai tantangan kesehatan yang semakin mengancam generasi muda, mulai dari gizi buruk, minimnya aktivitas fisik, hingga meningkatnya kasus kesehatan mental.

 

Hal itu disampaikan oleh Waluyo, S.Kep., Ners, perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Papua Selatan, dalam dialog di RRI Merauke, Senin (10/11/2025).

 

Gizi Buruk dan Kebiasaan Makan Instan Jadi Sorotan

 

Waluyo menjelaskan bahwa ada enam fokus utama dalam program Sekolah Sehat. Salah satu yang paling mendesak adalah memastikan pelajar mendapat asupan gizi seimbang. Ia menyoroti kebiasaan anak-anak yang masih mengandalkan makanan instan, mi cepat saji, dan jajanan pinggir jalan.

 

“Ada enam fokus dalam program Sekolah Sehat, salah satunya sehat bergizi karena anak-anak kita masih banyak yang terbiasa makan instan seperti mi atau jajanan pinggir jalan,” ujar Waluyo.

 

Ia juga mengingatkan pentingnya sarapan sehat, konsumsi sayur, dan membiasakan minum air putih ketimbang soda ataupun minuman manis yang kini merajalela di kalangan remaja.

 

Minim Aktivitas Fisik, Risiko Obesitas Mengintai Pelajar

 

Selain pola makan, program Sekolah Sehat menekankan pentingnya aktivitas fisik. Fenomena pelajar yang semakin jarang bergerak karena terpaku pada layar gadget dianggap mengkhawatirkan.

 

Menurut Waluyo, pola tersebut membuat banyak siswa mengalami penurunan kebugaran bahkan berpotensi meningkatkan kasus obesitas di usia sekolah.

 

Ancaman Kesehatan Jiwa dan Penyalahgunaan Napza

 

Tak kalah penting, Dinas Pendidikan juga menjadikan kesehatan jiwa sebagai fokus utama. Waluyo mengungkapkan bahwa tren depresi di kalangan remaja meningkat. Bahkan lebih mencemaskan lagi, peredaran napza dan minuman keras sudah mulai merambah lingkungan sekolah.

 

“Jadi kami harapkan dukungan dari pihak sekolah, masyarakat, dan stakeholder terkait untuk bisa membantu,” ucapnya.

 

Ia menilai perlindungan terhadap anak-anak harus menjadi gerakan bersama. Tanpa kolaborasi, ancaman eksternal akan semakin sulit dikendalikan.

 

Sekolah Sehat Butuh Fasilitas Dasar yang Memadai

Sumber: