Harmoni Iman dan Keamanan Warnai Penutupan Pesparani Katolik di Merauke

Harmoni Iman dan Keamanan Warnai Penutupan Pesparani Katolik di Merauke

Sukses dan Penuh Syukur, Pesparani Pertama di Papua Selatan Ditutup di Gereja Santo Yoseph-Istimewa.-

DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Suasana penuh syukur dan kebersamaan menyelimuti Pesparani Katolik I Tingkat Provinsi PAPUA SELATAN yang resmi ditutup pada Rabu, 8 Oktober 2025. Gereja Santo Yoseph Bambu Pemali di Jl. Raya Mandala, Distrik Merauke, menjadi saksi perayaan iman dan kebanggaan umat Katolik dari berbagai kabupaten di wilayah PAPUA SELATAN.

Ratusan umat dan tamu undangan, sekitar 500 orang, memadati gereja untuk mengikuti Misa Syukur dan Closing Ceremony Pesparani yang dimulai pukul 17.10 WIT. Suasana berlangsung khidmat, tertib, dan penuh rasa aman, berkat pengamanan ketat dari Polres Merauke yang menurunkan personel dalam formasi terbuka dan tertutup.

Kegiatan ini menandai berakhirnya rangkaian Pesparani yang sukses mempertemukan para peserta dari berbagai daerah, bukan hanya dalam kompetisi paduan suara, tetapi juga dalam semangat persaudaraan dan pelayanan iman.

Misa Syukur dan Penutupan Penuh Makna

Rangkaian acara dimulai dengan Misa Syukur yang dipimpin langsung oleh Uskup Agats, Aloysius Murwito O.F.M., bersama Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC. Misa ini diikuti oleh para imam, biarawan, biarawati, peserta Pesparani, serta seluruh panitia pelaksana.

Usai misa pada pukul 18.58 WIT, suasana beralih ke halaman gereja untuk Closing Ceremony. Upacara dimulai dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars LP3KN, sebagai simbol semangat persatuan dalam keberagaman iman Katolik di PAPUA SELATAN.

Hadir pula sejumlah tokoh penting seperti Ketua LP3KD Provinsi PAPUA SELATAN, Yoseph B. Gebze, dan Sekda PAPUA SELATAN, Ferdinandus Kainakaimu, yang turut memberikan semangat dan dukungan bagi para peserta.

Rangkaian Acara dan Pengumuman Juara

Pada pukul 19.05 WIT, acara dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia, disusul sambutan dari Bupati Merauke, yang mengapresiasi keberhasilan panitia dan seluruh peserta Pesparani dalam menciptakan ajang yang damai dan penuh makna.

Momen puncak terjadi ketika Asisten I Sekda Provinsi PAPUA SELATAN secara resmi menutup acara dengan penabuhan tifa pada pukul 19.35 WIT—sebuah simbol kebersamaan dan keharmonisan budaya lokal dalam perayaan iman Katolik.

Tepuk tangan bergemuruh saat panitia mengumumkan hasil lomba. Kabupaten Merauke berhasil keluar sebagai juara umum Pesparani PAPUA SELATAN, disambut sorak sorai dan rasa bangga dari peserta maupun masyarakat.

Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama pada pukul 21.30 WIT, diwarnai senyum dan keakraban di antara peserta, panitia, dan tamu undangan.

Peran Polres Merauke dalam Suksesnya Pesparani

Keberhasilan Pesparani tahun ini tidak lepas dari dukungan penuh aparat keamanan. Polres Merauke, di bawah komando AKP I Wayan Sudarsana, S.Sos., mengerahkan personel untuk menjaga keamanan dari awal hingga akhir kegiatan.

Dengan strategi pengamanan terbuka dan tertutup, polisi memastikan seluruh rangkaian acara berlangsung tanpa gangguan. Kehadiran Perwira LO Polda PAPUA SELATAN, IPTU Putu Suta Arnaya, S.Sos., turut memperkuat koordinasi di lapangan, sehingga situasi tetap kondusif hingga acara selesai pada pukul 22.10 WIT.

Pesparani: Simbol Persaudaraan dan Cinta Tanah Papua

Lebih dari sekadar ajang kompetisi paduan suara, Pesparani menjadi simbol kebersamaan umat Katolik PAPUA SELATAN. Melalui kegiatan ini, semangat pelayanan, persaudaraan, dan kedamaian semakin terasa nyata di tengah keberagaman masyarakat.

 

Penutupan yang berjalan sukses di Gereja Santo Yoseph Bambu Pemali menjadi bukti bahwa ketika iman, budaya, dan keamanan berjalan seiring, harmoni akan selalu terwujud di tanah Papua Selatan.

Sumber: