KSBN Bawa Budaya Papua Selatan Tampil di Osaka Expo 2025

disway.id Papua Selatan -- Komite Seni dan Budaya Nusantara (KSBN) di bawah kepemimpinan Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji bakal membawa warna baru dalam ajang internasional Osaka Expo 2025 dengan menampilkan kekayaan seni dan budaya dari Papua Selatan.

Hal ini disampaikan Hendardji usai bertemu Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa, di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (22/7/2025). Dalam pertemuan itu, keduanya menyepakati sinergi antara Pemprov Papua Selatan dan KSBN dalam rangka persiapan menuju pentas budaya tingkat dunia.

Menurut Hendardji, keikutsertaan Papua Selatan membawa pesan penting: bahwa keberagaman budaya Indonesia yang dipersatukan oleh Pancasila dapat menjadi kekuatan lunak (soft power) dalam diplomasi global.

“Seni dan budaya dari seluruh penjuru tanah air harus dirawat. Perbedaan bukan untuk dipertentangkan, tapi untuk menguatkan persatuan,” ujarnya.

Wagub Paskalis Imadawa pun menegaskan bahwa budaya adalah akar kehidupan sebuah bangsa. “Indonesia tanpa Papua bukanlah Indonesia,” tegasnya. Ia juga mengajak masyarakat mendukung penuh setiap langkah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk melalui jalur budaya.

Dalam rangkaian partisipasi Indonesia di Osaka, KSBN menyiapkan sajian spesial dari Papua Selatan: sosiodrama Musamus, atau rumah semut raksasa, sebagai simbol ketekunan dan daya tahan masyarakat lokal. Musamus yang memiliki tinggi hingga tiga meter ini dibangun oleh jutaan semut dalam waktu berbulan-bulan, dan dikenal tahan terhadap kebakaran hutan.

“Simbol Musamus bukan hanya arsitektur alam semata, tapi juga filosofi tentang kebersamaan, ketangguhan, dan kerja kolektif. Ini akan kami tampilkan di panggung internasional,” jelas Hendardji.

Dalam waktu dekat, KSBN juga akan melantik pengurus wilayah Papua Selatan sebagai bagian dari langkah strategis untuk memperkuat jejaring budaya di daerah-daerah.

 

Partisipasi Papua Selatan di Osaka Expo menjadi tonggak penting dalam memperkenalkan kekayaan budaya timur Indonesia ke mata dunia. Sebuah pengingat bahwa budaya bukan sekadar warisan, melainkan alat pemersatu dan jembatan diplomasi antarbangsa.

Sumber: