Kasus DBD Papua Selatan Naik Turun, Cuaca Jadi Faktor Utama!

Kasus DBD Papua Selatan Naik Turun, Cuaca Jadi Faktor Utama!

Kasus DBD Papua Selatan Naik Turun, Cuaca Jadi Faktor Utama--Istimewa.

disway.id Papua Selatan -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Papua Selatan masih menunjukkan perubahan angka yang tidak stabil dalam tiga tahun terakhir. Data terbaru dari Dinas Kesehatan setempat mengungkapkan bahwa penyakit yang dibawa nyamuk Aedes aegypti ini terus menjadi ancaman, terutama saat musim hujan tiba.

Data Kasus DBD Papua Selatan (2023–2025)

Menurut Agustinus Muyak, SKM, Plt. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Pengendalian Penyakit Dinkes Papua Selatan, perkembangan kasus DBD di provinsi ini cukup berfluktuasi:

  • 2023: 140 kasus dengan 2 kematian

  • 2024: Turun drastis menjadi 40 kasus

  • 2025 (sampai saat ini): Kembali naik menjadi 45 kasus

"Ini sangat dipengaruhi kondisi cuaca, terutama saat curah hujan tinggi. Nyamuk Aedes aegypti berkembang sangat cepat di musim penghujan," jelas Agustinus dalam dialog di RRI Merauke.

Faktor Pemicu dan Langkah Pencegahan

Perubahan cuaca ekstrem menjadi pemicu utama lonjakan kasus. Saat hujan deras, genangan air semakin banyak, memberikan tempat ideal bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak.

Untuk menekan penyebaran DBD, Dinkes Papua Selatan menggalakkan beberapa langkah pencegahan, antara lain:

  1. Gerakan Kerja Bakti Rutin – Setiap Jumat, masyarakat diajak membersihkan lingkungan bersama pemangku kepentingan.

  2. Penerapan 3M Plus – Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang tempat penampungan air, plus penggunaan kelambu atau lotion anti-nyamuk.

  3. Edukasi Pola Hidup Bersih – Masyarakat diimbau meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan.

"Kami butuh dukungan semua pihak. Pencegahan DBD bukan hanya tanggung jawab dinas kesehatan, tapi juga masyarakat," tegas Agustinus.

Harapan ke Depan

Meski terjadi penurunan signifikan pada 2024, kenaikan kasus di awal 2025 menunjukkan bahwa DBD masih menjadi ancaman serius. Perlu monitoring ketat dan aksi nyata dari seluruh lapisan masyarakat agar angka kasus tidak melonjak lebih tinggi.

Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah dan warga, diharapkan Papua Selatan bisa menekan penyebaran DBD dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat di masa mendatang.

Kesimpulan

Kasus DBD di Papua Selatan masih berfluktuasi, dengan cuaca sebagai faktor dominan. Upaya pencegahan seperti kerja bakti rutin dan 3M Plus menjadi kunci untuk memutus rantai penularan. Edukasi terus digencarkan agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan dalam mencegah penyakit ini.

Sumber: