DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Wajah Papua Selatan kembali mendapat sorotan positif ketika pembahasan tentang toleransi dan kehidupan antarumat beragama dibahas dalam Dialog Interaktif RRI Merauke pada 1 Desember 2025. Pada kesempatan itu, Ketua Klasis GKI Merauke, Pdt. Hetty Lumowa, S.Th., menegaskan bahwa wilayah ini memiliki rekam jejak panjang dalam merawat kerukunan.
Di tengah keberagaman suku, budaya, dan agama, masyarakat Papua Selatan dinilai mampu menjaga hubungan yang harmonis tanpa menimbulkan sekat. Fenomena ini bukan hal baru, melainkan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kehadiran berbagai kelompok agama di satu ruang sosial yang sama berjalan secara natural dan jauh dari konflik, menjadikan Papua Selatan sebagai salah satu daerah yang paling stabil dari sisi keberagaman.
Dalam dialog tersebut, Pdt. Hetty menggambarkan kondisi itu dengan lugas.
“Keberagaman di Papua Selatan sudah tercipta dan toleransi itu menjadi bagian yang utuh dalam perjalanan kita. Sampai hari ini Papua Selatan ini paling aman dalam keberagaman agama-agama,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa Gereja Kristen Injili (GKI) secara teologis memiliki pengakuan iman yang menempatkan nilai toleransi sebagai prinsip dasar. Komitmen itu bukan hanya tercantum dalam ajaran, tetapi juga terus dikuatkan dalam berbagai sidang gereja, termasuk sidang terakhir yang digelar di Waropen. Penekanan terhadap pentingnya memelihara keberagaman kembali menjadi bagian dari pesan utama.
Pdt. Hetty juga mengingatkan bahwa manusia diciptakan secara utuh tanpa dilabeli agama tertentu sejak awal. Karena itu, pengakuan iman GKI memuat tekad untuk mengusahakan dan menjaga tanah Papua bagi kesejahteraan semua manusia, tanpa melihat latar belakang keyakinannya. Prinsip tersebut menjadi dasar bagi gereja untuk terus memperkuat semangat hidup berdampingan.
Pandangan tersebut semakin menegaskan bahwa harmoni di Papua Selatan bukan sekadar wacana, tetapi praktik nyata yang telah mengakar kuat dalam masyarakat. Dengan rekam jejak yang panjang dan konsisten, wilayah ini kembali menunjukkan bahwa keberagaman bukan penghalang, melainkan kekuatan yang menyatukan.