DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi potensi bencana kini menjadi perhatian penting di Papua Selatan. Seiring perkembangan wilayah dan meningkatnya kebutuhan layanan publik, kehadiran sistem penanggulangan bencana yang cepat dan akurat menjadi kebutuhan mendesak.
Dalam upaya memperkuat layanan tersebut, Dinas Kebakaran, Penyelamatan, Penanggulangan Bencana (DKP2B) bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Provinsi Papua Selatan menggelar lokakarya khusus yang berfokus pada peningkatan kualitas layanan kebakaran melalui sistem informasi terintegrasi.
Lokakarya yang mengusung tema “Peningkatan Kualitas Layanan Kebakaran dan Penyelamatan yang Cepat, Terukur, dan Akuntabel melalui Sistem Informasi Terintegrasi” itu berlangsung di Hotel Megaria Merauke pada Senin (24/11). Sejak sesi pembukaan, kegiatan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperkuat layanan publik yang menyentuh langsung kebutuhan keselamatan masyarakat.
Sekda Papua Selatan, Ferdinandus Kainakaimu, yang membuka acara tersebut, menegaskan bahwa pelatihan ini membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah dan para pimpinan. Menurutnya, keberlangsungan tata pemerintahan di berbagai bidang sangat bergantung pada kemampuan setiap instansi menjalankan tugas secara optimal.
“Kegiatan ini sangat penting, karena melalui lokakarya ini kita akan mengimplementasikan aplikasi yang didesain sedetail mungkin untuk memastikan bagaimana kita bisa melindungi warga dalam menghadapi bencana maupun kebakaran, termasuk upaya pencegahannya,” ujarnya.
Sekda Ferdinandus menilai pelatihan ini akan memberi dampak luas bagi Papua Selatan. Tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga hingga kabupaten, RT, dan kampung yang membutuhkan sistem penanganan kebakaran dan bencana yang lebih terstruktur.
“Keberadaan Dinas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan perlindungan kepada warga,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan perlunya penyelamatan Papua Selatan dari potensi bencana, mulai dari banjir hingga kekeringan, sekaligus membenahi “penyakit birokrasi” yang kerap menghambat pelayanan publik.
Ferdinandus berharap seluruh peserta terlibat aktif selama lokakarya berlangsung, mencatat setiap materi, serta mampu menerapkannya dalam tugas sehari-hari. Setelah menyampaikan sambutan, ia resmi membuka kegiatan tersebut dengan menabuh tifa sebagai simbol dimulainya rangkaian pelatihan.
Lokakarya ini diikuti oleh peserta dari DKP2B empat kabupaten di Papua Selatan, yaitu Merauke, Boven Digoel, Mappi, dan Asmat. Melalui pelatihan ini, pemerintah daerah berharap tercipta layanan kebakaran dan penyelamatan yang semakin cepat, terukur, dan akuntabel dengan dukungan sistem informasi yang terintegrasi.