Semangat Kontingen Boven Digoel Bersinar di Tengah Keterbatasan di Ajang Pesparani Papua Selatan

Selasa 07-10-2025,08:43 WIB
Reporter : Aries setianto
Editor : Aries setianto

DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Pesparani I Tingkat Provinsi Papua Selatan menjadi panggung kebanggaan bagi umat Katolik di wilayah selatan Tanah Papua. Meski harus menghadapi berbagai keterbatasan, semangat kontingen Kabupaten Boven Digoel untuk tampil dan berpartisipasi di ajang rohani ini tak pernah padam.

Ajang Pesparani yang berlangsung pada 5–8 Oktober 2025 ini mempertemukan empat kabupaten di Papua Selatan — Merauke, Mappi, Asmat, dan Boven Digoel — dalam suasana penuh sukacita dan kebersamaan. Di tengah segala keterbatasan anggaran, Boven Digoel tetap melangkah pasti, membawa semangat pelayanan dan iman yang kuat.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boven Digoel, Yosefa Tambonop, menegaskan bahwa keikutsertaan mereka dalam Pesparani bukan sekadar mewakili instansi tertentu, melainkan membawa identitas dan kehormatan daerah.
“Mengapa Boven Digoel bersikeras untuk berpartisipasi dalam ajang ini, karena sebenarnya Pesparani menampilkan wajah Kabupaten Boven Digoel — bukan Kementerian Agama atau LP3KD,” ujarnya, Senin (6/10/2025).

Yosefa menjelaskan, semangat kebersamaan menjadi kunci utama dalam keikutsertaan kontingen. Ia menilai bahwa tanpa kehadiran salah satu dari empat kabupaten, kemeriahan dan semangat Pesparani tidak akan terasa utuh.
“Wilayah Papua Selatan terdiri dari empat kabupaten, yakni Merauke, Mappi, Asmat, dan Boven Digoel. Kalau salah satu tidak ikut, semangat kebersamaannya tentu berkurang,” katanya.

Berbekal kekompakan pengurus dan dukungan para donatur, kontingen Boven Digoel akhirnya bisa hadir di arena Pesparani dengan penuh keyakinan. Meski datang dengan sumber daya terbatas, mereka ingin menunjukkan bahwa Boven Digoel tetap ada dan mampu berkompetisi bersama peserta lainnya.
“Berangkat dari semangat dan kekompakan pengurus serta dukungan para donatur, kami berusaha tampil dengan apa yang ada. Kami ingin menunjukkan bahwa Boven Digoel ada dan siap berkompetisi dengan peserta lain, meski datang dengan penuh keterbatasan,” jelas Yosefa.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa esensi utama dari Pesparani bukan soal menang atau kalah, melainkan tentang ketulusan hati dalam memuji Tuhan.
“Terus terang, yang kami inginkan hanyalah memuji dan memuliakan nama Tuhan. Itulah tujuan utama kami, bukan soal menang atau kalah,” ungkapnya tulus.

Kehadiran kontingen Boven Digoel di Pesparani Papua Selatan menjadi wujud nyata bahwa semangat iman tidak bisa diukur dari besar kecilnya sumber daya yang dimiliki. Dengan hati yang teguh dan niat yang murni, mereka membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti berkarya dan memuliakan Tuhan.

 

Melalui Pesparani, Boven Digoel tidak hanya membawa lagu-lagu pujian, tetapi juga pesan keteguhan dan harapan bagi umat Katolik di Papua Selatan bahwa iman dan kebersamaan mampu menembus segala batas.

Kategori :