Larangan Menyapu Malam Hari dalam Budaya Jawa: Mitos, Makna, dan Logika di Baliknya

Minggu 21-09-2025,10:00 WIB
Reporter : Rifaa Ayuni
Editor : Rifaa Ayuni

DISWAY.ID PAPUA SELATAN - Masyarakat Jawa memiliki banyak pedoman hidup yang diwariskan turun-temurun, termasuk  larangan menyapu malam hari. Meski sering dianggap sebagai mitos, ternyata ada alasan filosofis yang mendasari tradisi ini.

Makna di Balik Larangan Menyapu Malam Hari

Menurut buku Asal-Usul & Sejarah Orang Jawa karya Sri Wintala Achmad,  larangan menyapu malam hari berkaitan dengan pengaturan waktu yang baik. Malam hari seharusnya digunakan untuk beristirahat, bukan bekerja.

"Alasannya sederhana, malam hari merupakan waktunya beristirahat. Dengan demikian, ketika seseorang menggunakan malam hari untuk menyapu alih-alih istirahat, menunjukkan bahwa ia tidak dapat mengatur waktu dengan baik," tulisnya.

Terdapat juga kepercayaan bahwa suara sapu di malam hari dapat mengganggu ketenangan dan dianggap tidak sopan. Bagi ibu hamil,  larangan menyapu malam hari bahkan dikaitkan dengan kekhawatiran bayi lahir cacat atau proses persalinan yang sulit.

Larangan Lain dalam Kepercayaan Jawa

Selain  larangan menyapu malam hari, masih banyak pedoman hidup lain yang tetap dipegang masyarakat Jawa:

  • Duduk di Depan Pintu: Dipercaya dapat menghambat jodoh, terutama bagi anak perempuan.

  • Buang Sampah di Kolong Tempat Tidur: Dianggap tidak elok dan dapat menimbulkan bau tidak sedap.

    Menikah dengan Tetangga Dekat: Pasangan yang rumahnya berjarak lima langkah dipercaya akan mengalami kehidupan rumah tangga yang serba kekurangan.

    Menangis saat Sunat: Mitos mengatakan akan mendapatkan istri yang tidak cantik.

    Tidur Menghadap Utara: Dipercaya dapat mempercepat kematian karena segaris dengan energi magnetik.

    Menyisakan Makanan: Mengajarkan untuk menghargai rezeki dan tidak berlebihan.

    Nilai Kearifan Lokal yang Tetap Relevan

    Meski beberapa larangan terdengar tidak masuk akal secara modern, banyak di antaranya mengandung nilai-nilai kehidupan yang baik. Seperti pentingnya mengatur waktu, menjaga kebersihan, dan menghargai makanan.

    Larangan menyapu malam hari dan pedoman Jawa lainnya tetap menjadi bagian dari kearifan lokal yang patut dipahami, meski pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan konteks kekinian.

    Bagaimana pendapat Anda tentang larangan-larangan ini? Masihkah relevan dengan kehidupan modern?

    Kategori :

    Terpopuler