DISWAY.ID PAPUA SELATAN – Setelah empat hari melakukan penyisiran intensif, tim SAR gabungan akhirnya menemukan jasad Sentus Goam (60) yang dilaporkan hilang sejak 1 Agustus 2025 lalu. Korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di Sungai Kao, Senin (4/8/2025), sekitar pukul 15.46 WIT.
Menurut Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Merauke, Darmawan, lokasi penemuan korban berjarak sekitar 1,5 kilometer dari posisi perahu ketinting milik korban ditemukan sebelumnya.
“Tepatnya di koordinat 6°27’49.87″S – 140°36’10.42″E, jasad ditemukan mengapung tertelungkup di antara dahan pohon yang menjulur ke sungai,” jelas Darmawan.
Proses evakuasi melibatkan lebih dari 20 orang dari berbagai unsur, mulai dari personel kepolisian, keluarga korban, hingga masyarakat sekitar.
“Setelah korban berhasil ditemukan dan diidentifikasi, jasadnya langsung diserahkan kepada pihak keluarga. Operasi SAR pun resmi ditutup,” tambah Darmawan.
Kronologi Hilangnya Sentus Goam
Dari laporan awal yang diterima Pos Polisi Jair, Sentus Goam terakhir terlihat pada Jumat, 1 Agustus 2025 sekitar pukul 09.30 WIT. Ia pamit untuk mengambil jaring dan busur panah di kebun miliknya yang terletak di pinggir Sungai Kao, menggunakan perahu ketinting pribadi.
Namun hingga pukul 21.00 WIT, korban tak kunjung kembali. Warga yang mulai khawatir akhirnya memulai pencarian sekitar pukul 22.00 WIT dan menemukan perahu korban dalam kondisi terparkir dengan arah menghadap ke sungai. Jejak kaki yang mengarah ke bibir kali juga ditemukan, memperkuat dugaan bahwa korban terjatuh ke sungai.
Barang-barang pribadi milik korban seperti parang, tas noken berisi handphone, rokok, dan kikir segitiga turut ditemukan di pinggir kali. Warga bersama petugas kemudian menyisir lokasi hingga akhirnya pada hari keempat, jasad korban berhasil ditemukan.
Sinergi Lintas Elemen dalam Operasi SAR
Keberhasilan penemuan ini tak lepas dari kerja sama lintas elemen yang solid. Tim SAR gabungan menunjukkan respons cepat dan koordinasi efektif dalam menangani situasi darurat, termasuk dukungan dari masyarakat Kampung Butiptiri yang aktif terlibat.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan saat beraktivitas di wilayah perairan serta perlunya alat keselamatan yang memadai, terutama bagi warga yang rutin melintasi sungai menggunakan perahu tradisional.