disway.id Papua Selatan -- Kegiatan Pengukuhan, Baitul Arqam, dan Pelatihan Penggerak Madya yang digelar PWM Papua Selatan pada 28-29 Juni 2025 bukan sekadar acara seremonial. Ini merupakan momen bersejarah bagi Persyarikatan Muhammadiyah dalam membangun gerakan dakwah di wilayah baru hasil pemekaran Papua.
Dukungan Langsung dari Pimpinan Pusat Agung Danarto, Ketua PP Muhammadiyah, hadir secara khusus untuk memberikan penguatan kepada kader-kader muda. Dalam sambutannya, ia menegaskan:"Kehadiran kita di Papua Selatan harus membawa perubahan nyata, bukan sekadar wacana. Muhammadiyah harus menjadi pelopor pembangunan yang inklusif." Pernyataan ini sekaligus menegaskan komitmen Muhammadiyah untuk berkontribusi dalam pembangunan manusia di Papua Selatan tanpa membedakan suku maupun agama. Kolaborasi Strategis dengan PWM Jawa Tengah Kehadiran delegasi PWM Jawa Tengah menjadi nilai tambah dalam kegiatan ini. Mereka bukan datang sebagai tamu biasa, melainkan sebagai mitra pendamping yang siap berbagi pengalaman:
"Sesi Baitul Arqam memberi kami perspektif baru tentang memulai gerakan dari nol dengan semangat Islam berkemajuan." Fokus pada Penguatan SDM dan Perempuan Erik Tauvani Somae dari MPKSDI PP Muhammadiyah menekankan:
"Kaderisasi adalah investasi utama. Tanpa SDM yang mumpuni, mustahil membangun gerakan yang berkelanjutan." Sementara PWA Jateng melalui Siti Aminah memberikan perhatian khusus pada pemberdayaan perempuan:
"Peran Aisyiyah di Papua Selatan harus fokus pada program-program yang membangun kapasitas perempuan dan anak." Tantangan dan Harapan ke Depan Sebagai struktur baru, PWM Papua Selatan menghadapi tantangan besar dalam:
"Ini baru awal. Kita akan terus mendampingi hingga Muhammadiyah benar-benar bisa memberi manfaat luas bagi masyarakat Papua Selatan."