disway.id Papua Selatan -- Pendidikan di Papua Selatan masih menghadapi tantangan besar, terutama di daerah-daerah pedalaman yang sulit terjangkau. Namun, komitmen pemerintah provinsi bersama berbagai pemangku kepentingan mulai menunjukkan arah positif untuk perubahan.
Hal ini terlihat dari pembahasan serius dalam Konferensi Provinsi PGRI ke-23 di Merauke, yang menekankan pentingnya perbaikan tata kelola sekolah dan peningkatan mutu pendidikan.
Kondisi Pendidikan yang Memprihatinkan di Pedalaman
Soleman Jambormias, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Papua Selatan, secara tegas mengakui bahwa pendidikan di Papua Selatan masih jauh tertinggal, terutama di kampung-kampung. Salah satu masalah utama adalah rendahnya kehadiran guru di lokasi tugas.
Banyak guru yang jarang berada di tempat mengajar, sehingga anak-anak di pedalaman tidak mendapatkan pendidikan yang layak.
"Kita harus jujur mengakui bahwa kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Anak-anak di kampung berhak mendapatkan pendidikan yang sama baiknya," ujar Soleman.
Perbaikan Sistem dan Dukungan Dana Pembantuan
Pemerintah provinsi sedang merancang Peraturan Gubernur untuk memperkuat dukungan dana pembantuan ke dinas pendidikan kabupaten. Langkah ini bertujuan memastikan bahwa sekolah SMA/SMK tetap menerima bantuan meskipun kewenangan pengelolaannya telah diserahkan ke kabupaten.
Selain itu, Soleman menekankan perlunya pembenahan sistem manajemen guru, termasuk dalam proses kenaikan pangkat dan sertifikasi. Sistem administrasi yang rumit selama ini justru menyulitkan guru-guru di daerah.
"Kalau guru harus bolak-balik ke kota setiap dua tahun hanya untuk urus kenaikan pangkat, anak didiknya jadi terbengkalai. Ini harus diubah," tegasnya.
Solusi yang ditawarkan adalah penyederhanaan sistem administrasi agar guru bisa tetap fokus mengajar tanpa terbebani urusan birokrasi yang berbelit-belit.
Peran PGRI sebagai Mitra Strategis
Bupati Merauke, Yoseph Bladit Gebze, mengingatkan pentingnya peran PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) tidak hanya sebagai tenaga pengajar, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dan masyarakat.
"PGRI jangan hanya hadir di kelas, tapi juga harus menjadi agen perubahan di masyarakat," kata Yoseph.
Ia juga mengajak para guru untuk menjaga integritas dan saling mendukung dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu gagasan yang diajukan adalah pembentukan Forum Anak Guru, sebagai bentuk apresiasi sekaligus wadah untuk memperjuangkan hak-hak guru di daerah.
Harapan ke Depan
Langkah-langkah yang diambil pemerintah dan PGRI ini diharapkan bisa membawa dampak nyata bagi pendidikan di Papua Selatan, khususnya di wilayah-wilayah terpencil. Dengan perbaikan sistem guru, dukungan dana yang tepat sasaran, dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan organisasi pendidikan, diharapkan akses dan kualitas pendidikan di Papua Selatan dapat semakin merata.
Pendidikan adalah kunci kemajuan suatu daerah. Jika semua pihak bersinergi, bukan tidak mungkin Papua Selatan akan mampu mengejar ketertinggalan dan memberikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mudanya.