Papua Selatan Sumbang 10 Persen Kasus Malaria di Papua, Tapi Ada Harapan!

Selasa 24-06-2025,09:03 WIB
Reporter : Rifaa Ayuni
Editor : Rifaa Ayuni

disway.id Papua Selatan -- Papua Selatan ternyata menyumbang sekitar 10 persen dari total kasus malaria di seluruh Papua. Tapi jangan buru-buru pesimis, karena tren kasusnya kini mulai menunjukkan penurunan. Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Papua Selatan, Benedicta Herlina, dalam keterangannya baru-baru ini.

“Penurunan ini hasil kerja keras bersama. Kami terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan di tingkat kabupaten untuk percepatan eliminasi malaria,” kata Benedicta, Selasa (18/6/2025).

Malaria memang jadi tantangan utama di kawasan tropis seperti Papua, terlebih Papua Selatan yang memiliki banyak wilayah rawa dan iklim lembap. Tapi kabar baiknya, pemerintah gak tinggal diam.

Target Eliminasi Malaria Bukan Mimpi

Menurut data Dinas Kesehatan Papua Selatan, angka kejadian malaria di wilayah ini masih berada di kisaran 5 kasus per 1.000 penduduk. Untuk mencapai status “eliminasi”, angka itu harus ditekan menjadi hanya 1 kasus per 1.000 penduduk. Tantangan besar? Iya. Tapi bukan tidak mungkin dicapai.

“Ini bukan cuma kerja pemerintah. Kami butuh partisipasi semua pihak swasta, masyarakat, semuanya. Karena dampaknya besar, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak,” jelas Benedicta.

Cara Sederhana, Dampak Besar

Pencegahan tetap jadi kunci. Benedicta menyarankan beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan masyarakat sehari-hari.

“Jaga kebersihan lingkungan, pakai kelambu yang sudah dibagikan petugas, kalau ada gejala segera cek darah, dan obat yang dikasih harus diminum sampai habis,” tegasnya.

Dinkes Papua Selatan juga terus menggencarkan edukasi langsung ke masyarakat, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas. Petugas lapangan aktif membagikan kelambu antinyamuk dan melakukan deteksi dini gejala malaria.

Wilayah Rawa Bukan Penghalang

Satu hal yang menarik, banyak yang beranggapan wilayah rawa jadi alasan kenapa malaria sulit diberantas. Tapi Benedicta optimis kondisi geografis bukan alasan untuk menyerah.

“Kondisi fisik masyarakat juga penting. Kalau daya tahan tubuh baik dan lingkungan bersih, peluang tertular malaria bisa ditekan,” ujarnya. Menurutnya, keberhasilan Papua Selatan menurunkan tren kasus jadi bukti bahwa strategi kolaboratif efektif diterapkan meski dengan berbagai tantangan geografis.

Harapan Menuju Papua Bebas Malaria

Pemerintah pusat menargetkan Papua sebagai salah satu wilayah eliminasi malaria pada 2030. Langkah-langkah yang dilakukan Papua Selatan dinilai sejalan dengan target tersebut.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, hingga akhir 2023, Papua masih menyumbang lebih dari 60% total kasus malaria di Indonesia. Artinya, kerja keras di daerah ini akan sangat berpengaruh terhadap capaian nasional.

Kesimpulan: Harus Kompak, Baru Bisa Bebas

Jalan menuju eliminasi malaria memang gak gampang. Tapi seperti yang ditunjukkan Papua Selatan, ketika semua pihak bekerja sama pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakathasilnya nyata. Kasus turun, harapan naik.

 

Mau bebas dari malaria? Mulai dari rumah sendiri. Jaga lingkungan, jaga kesehatan, dan jangan anggap enteng gejalanya.

Kategori :